Menu

Mode Gelap

Blog · 4 Nov 2025 08:39 WIB

Perang Merek Mobil di RI: Chery Ingatkan Soal Fondasi Kuat, Siapa yang Siap?


 Perang Merek Mobil di RI: Chery Ingatkan Soal Fondasi Kuat, Siapa yang Siap? Perbesar

JAKARTA – Lanskap industri otomotif Indonesia dalam beberapa tahun terakhir diramaikan oleh kehadiran merek-merek mobil baru, terutama dari Tiongkok. Namun, euforia ini diprediksi tak akan berlangsung lama.

Chery, salah satu pemain otomotif asal Negeri Tirai Bambu yang kembali meramaikan pasar Indonesia, meramalkan bahwa sejumlah merek mobil akan berguguran akibat proses “seleksi alam” yang tak terhindarkan.

Wang Peng, COO Chery Sales Indonesia (CSI), melihat fenomena ini sebagai sebuah keniscayaan, berkaca pada pengalaman pahit yang terjadi di negara asalnya, Tiongkok. Persaingan ketat antar pabrikan di Tiongkok telah memakan banyak korban, dan Wang Peng meyakini bahwa hal serupa akan terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.

“Di masa depan, mungkin hanya akan tersisa beberapa pemain besar saja. Sekarang mungkin ada 10-15 brand, tapi 5 atau 10 tahun lagi mungkin hanya akan tersisa kurang dari 10 pemain, termasuk dari China, Jepang, dan beberapa negara lain. Itu akan menjadi tren,” ujar Wang Peng di dealer Jaecoo Mampang, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Belajar dari Sejarah: Fondasi Kuat Jadi Kunci Bertahan

Wang Peng menekankan pentingnya belajar dari sejarah, terutama dari kegagalan beberapa merek mobil di Tiongkok yang tidak cukup kuat untuk bersaing di pasar global. Beberapa perusahaan bahkan kini berada di ambang kebangkrutan.

“Karena itu, penting bagi kita untuk memilih perusahaan dan brand yang besar dan kuat. Bukan hanya banyak produk, tapi juga memiliki fondasi yang solid,” ucap Wang Peng.

Ia mencontohkan bagaimana industri ponsel di Tiongkok mengalami pergeseran drastis dalam waktu singkat. Nokia, yang dulunya merajai pasar ponsel, tiba-tiba hilang dan digantikan oleh merek-merek baru seperti iPhone, Xiaomi, dan Huawei.

“Terakhir kali saya ke China untuk pelatihan, ada yang cerita tentang ‘zaman Nokia’. Dulu, Nokia adalah perusahaan ponsel yang sangat kuat, tapi tiba-tiba hilang, digantikan oleh iPhone, Xiaomi, Huawei, dan lainnya,” ujarnya.

Chery Optimis dengan Fondasi yang Kuat

Wang Peng optimistis bahwa Chery, yang juga membawahi merek Jaecoo dan Omoda, telah mulai dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Ia meyakini bahwa Chery berada di jalur yang tepat untuk membangun fondasi yang kuat, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga secara global.

Ia menunjuk keberhasilan Chery masuk ke dalam jajaran 500 besar brand otomotif global dengan posisi 233 sebagai bukti kekuatan Chery saat ini.

Selain itu, berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Chery (tanpa penjualan Jaecoo) berhasil masuk ke dalam 10 besar merek mobil terlaris dengan perolehan 15.104 unit serta pangsa pasar 2,6 persen untuk retail Januari-September. Hasil ini menjadikan Chery sebagai merek asal Tiongkok terlaris nomor dua setelah BYD di Indonesia.

Baca Juga:
Unik! Ikan di China Diberi Makan Cabai Setiap Hari, Hasilnya Bikin Penasaran!

“Industri otomotif juga bisa berubah secepat itu. Tidak ada yang bisa menjamin masa depan, tapi kami harus memastikan bahwa Chery adalah salah satu perusahaan yang mampu bertahan,” tutup Wang Peng.

Analisis: Faktor Penentu dalam “Seleksi Alam” Industri Mobil

Lantas, faktor apa saja yang akan menentukan siapa yang akan bertahan dan siapa yang akan tumbang dalam “seleksi alam” di industri mobil Indonesia?

1. Fondasi Perusahaan yang Kuat: Perusahaan dengan modal besar, jaringan distribusi yang luas, dan reputasi yang baik akan memiliki keunggulan dalam bersaing.

2. Inovasi dan Teknologi: Merek mobil yang mampu menawarkan produk dengan teknologi terkini, fitur inovatif, dan efisiensi bahan bakar yang baik akan lebih menarik bagi konsumen.

3. Adaptasi dengan Pasar Lokal: Merek yang mampu memahami kebutuhan dan preferensi konsumen Indonesia, serta menyesuaikan produk dan strategi pemasaran mereka dengan pasar lokal, akan memiliki peluang lebih besar untuk sukses.

4. Layanan Purna Jual yang Baik: Ketersediaan suku cadang, jaringan bengkel yang luas, dan pelayanan pelanggan yang memuaskan akan meningkatkan loyalitas konsumen.

5. Strategi Pemasaran yang Efektif: Merek yang mampu membangun citra merek yang kuat, menjangkau target pasar yang tepat, dan menawarkan promosi yang menarik akan lebih mampu bersaing di pasar yang ramai.

6. Kemitraan Strategis: Kemitraan dengan perusahaan lokal atau global yang memiliki pengalaman dan sumber daya yang relevan dapat membantu merek baru untuk mempercepat pertumbuhan mereka.

Implikasi bagi Konsumen

Proses “seleksi alam” di industri mobil dapat memiliki implikasi positif dan negatif bagi konsumen. Di satu sisi, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan merek dan model mobil, serta inovasi dan teknologi yang lebih canggih. Di sisi lain, konsumen perlu berhati-hati dalam memilih merek mobil,memastikan bahwa merek tersebut memiliki reputasi yang baik, layanan purna jual yang memadai, dan prospek jangka panjang yang cerah.

Konsumen juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti harga, fitur, efisiensi bahan bakar, dan kebutuhan pribadi sebelum membuat keputusan pembelian. Melakukan riset yang cermat dan membandingkan berbagai merek dan model mobil dapat membantu konsumen membuat pilihan yang tepat.

Kesimpulan: Industri Mobil Indonesia Menuju Konsolidasi

Baca Juga:
Telur Gulung Keriting & Anti Gagal? Ini Dia Triknya dari Penjual Langsung!

Industri mobil Indonesia diperkirakan akan mengalami konsolidasi dalam beberapa tahun ke depan. Merek-merek mobil yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan pasar, berinovasi, dan membangun fondasi yang kuat akan berisiko tersingkir. Konsumen perlu berhati-hati dalam memilih merek mobil dan memastikan bahwa merek tersebut memiliki prospek jangka panjang yang cerah. “Seleksi alam” ini akan membentuk lanskap industri mobil Indonesia di masa depan, dengan hanya beberapa pemain besar yang mampu bertahan dan mendominasi pasar.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kisah Sukses Cik One: Petani Matoa di Pati Raup Omzet Rp 1 Miliar Per Bulan

7 Desember 2025 - 23:05 WIB

Jaringan Internet Polri Hadir di 76 Titik Bencana: Menghubungkan Harapan dan Keluarga

7 Desember 2025 - 21:37 WIB

Terobosan Pengganti Freon, AC dan Kulkas Siap Berubah Ramah Lingkungan

7 Desember 2025 - 20:48 WIB

5 Toko Kopi Legendaris yang “Nyempil” di Pasar, Bikin Nostalgia Pecinta Kopi

7 Desember 2025 - 20:44 WIB

Mengapa Warga Klaten Lebih Memilih Kuliah di Jogja dan Solo

7 Desember 2025 - 19:48 WIB

Menyingkap Makna di Balik Singkatan Nama Jalan Tol di Indonesia

7 Desember 2025 - 10:36 WIB

Trending di Blog