Menu

Mode Gelap

Berita · 5 Nov 2025 02:10 WIB

MBG Diperluas! Lansia dan Difabel Akan Jadi Penerima Manfaat di 2026


 MBG Diperluas! Lansia dan Difabel Akan Jadi Penerima Manfaat di 2026 Perbesar

JAKARTA – Kabar gembira berhembus dari Istana Kepresidenan, membawa harapan baru bagi kelompok rentan di seluruh Indonesia. Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengumumkan rencana ambisius pemerintah untuk memperluas jangkauan program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga menyentuh kelompok lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas. Wacana ini, yang diharapkan terealisasi pada tahun 2026, menandai babak baru dalam upaya negara untuk menjamin kesejahteraan dan kualitas hidup seluruh warganya.

Gus Ipul, dalam keterangannya usai menghadap Presiden, mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari transformasi berkelanjutan dalam program-program sosial yang selama ini dijalankan. “Insya Allah, jika semua berjalan lancar, tahun depan kita akan menyaksikan MBG hadir untuk para lansia dan saudara-saudara kita penyandang disabilitas,” ujarnya dengan nada optimistis.

Langkah ini bukan sekadar penambahan anggaran atau perluasan target. Lebih dari itu, ini adalah perwujudan komitmen pemerintah untuk hadir di tengah masyarakat, memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal dalam gerbong pembangunan.

Gus Ipul memperkirakan, pada tahap awal, sekitar 100 ribu lansia dan 30 ribu penyandang disabilitas akan menjadi penerima manfaat program MBG ini. Sebuah angka yang cukup signifikan, namun diharapkan akan terus bertambah seiring waktu.

Transformasi Program Sosial: Lebih dari Sekadar Bantuan

Namun, perluasan MBG ini bukan hanya soal memberikan makanan gratis. Lebih jauh dari itu, pemerintah memiliki visi yang lebih besar: pemberdayaan masyarakat.

Gus Ipul dengan tegas menyatakan bahwa Presiden Prabowo tidak ingin masyarakat hanya bergantung pada bantuan sosial (bansos). Oleh karena itu, program MBG ini dirancang sebagai bagian integral dari upaya pemberdayaan yang lebih komprehensif.

“Jangan sampai masyarakat hanya terpaku pada bansos. Jika tidak diiringi dengan pemberdayaan, hal ini justru dapat mematikan motivasi,” tegas Gus Ipul.

Pernyataan ini menggarisbawahi perubahan paradigma dalam pendekatan pemerintah terhadap masalah sosial. Bansos, yang selama ini menjadi andalan, dipandang hanya sebagai solusi jangka pendek.

Untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan, dibutuhkan program-program yang memberdayakan masyarakat, memberikan mereka keterampilan, pengetahuan, dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sendiri.

Perbaikan Data dan Menu Bergizi yang Tepat Sasaran

Salah satu kunci keberhasilan program MBG ini adalah akurasi data penerima manfaat. Kementerian Sosial berkomitmen untuk terus memperbaiki dan memvalidasi data, memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Baca Juga:
Transformasi Hijau Ketapang Mauk: Pesona Mangrove yang Menjaga Alam dan Menghidupkan Masyarakat

Selain itu, pemerintah juga akan memperhatikan aspek gizi dalam penyediaan makanan. Menu-menu yang disajikan akan disesuaikan dengan kebutuhan khusus lansia dan penyandang disabilitas, memastikan mereka mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dan optimal.

“Kita juga memiliki program penyediaan makanan untuk lansia. Nah, program ini akan kita perbaiki, mulai dari menu hingga aspek lainnya. Semua ini baru kami laporkan kepada Presiden, dan beliau memberikan arahan agar dimatangkan terlebih dahulu sebelum dilaporkan kembali,” jelas Gus Ipul.

Harapan dan Tantangan di Depan Mata

Inisiatif perluasan program MBG ini tentu saja disambut baik oleh berbagai kalangan. Organisasi-organisasi yang bergerak di bidang sosial, tokoh masyarakat, dan tentu saja, para lansia dan penyandang disabilitas sendiri, menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kepedulian pemerintah.

Namun, di balik harapan yang membumbung tinggi, terdapat pula sejumlah tantangan yang perlu diatasi.

Salah satu tantangan utama adalah memastikan ketersediaan anggaran yang memadai untuk program ini. Perluasan target penerima manfaat tentu saja akan berdampak pada peningkatan kebutuhan anggaran. Pemerintah perlu mencari sumber-sumber pendanaan yang berkelanjutan, tanpa mengganggu program-program prioritas lainnya.

Selain itu, koordinasi antar instansi pemerintah juga menjadi kunci. Program MBG ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, hingga pemerintah daerah. Koordinasi yang efektif diperlukan untuk memastikan program berjalan lancar dan tepat sasaran.

Tantangan lainnya adalah memastikan kualitas makanan yang disajikan. Pemerintah perlu menggandeng ahli gizi dan penyedia makanan yang terpercaya, memastikan bahwa makanan yang disajikan memenuhi standar kesehatan dan gizi yang ditetapkan.

Membangun Indonesia yang Inklusif dan Berkeadilan

Terlepas dari tantangan yang ada, perluasan program MBG ini merupakan langkah maju yang signifikan dalam upaya membangun Indonesia yang inklusif dan berkeadilan.

Dengan memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan: masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia.

Program MBG untuk lansia dan difabel bukan hanya tentang memberikan makanan gratis. Ini adalah tentang memberikan harapan, martabat, dan kesempatan bagi mereka untuk menjalani hidup yang lebih baik. Ini adalah tentang membangun masyarakat yang saling peduli, dan saling membantu.

Baca Juga:
TNI Hadirkan Senyum di Serang: Bakti Sosial Mabes TNI dan Kodim 0602 Sentuh Hati Warga!

Dengan semangat gotong royong dan kerja keras, kita semua dapat mewujudkan impian ini. Masa depan yang lebih baik, di mana setiap warga negara, tanpa terkecuali, memiliki kesempatan untuk menikmati hidup yang sehat, sejahtera, dan bermakna.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Dugaan Intimidasi di Tengah Malam, Korban Pemerasan PT Nikomas Gemilang Panik

7 Desember 2025 - 22:09 WIB

PHK Sepihak untuk Karyawan Sakit, Oknum Serikat dan Perusahaan Diduga Bermain

7 Desember 2025 - 21:42 WIB

Kru Helikopter Polri Hadirkan Harapan di Aceh Tamiang, Tawa Anak-Anak Jadi Sumber Semangat

7 Desember 2025 - 21:24 WIB

Hari Relawan Sedunia 2025: Gotong Royong Bersihkan Sungai Cibanten dan Dorong Perubahan Perilaku Warga

7 Desember 2025 - 21:18 WIB

Fosil 220 Ribu Tahun di China Ubah Pemahaman Evolusi Manusia

7 Desember 2025 - 20:46 WIB

Bangkok Jadi Kota Wisata Terpopuler Dunia, Tapi Ulah Turis Mulai Timbulkan Masalah

7 Desember 2025 - 20:24 WIB

Trending di Berita