Siapa sangka jajanan kaki lima sederhana bernama cilok, yang biasa kita temui di pinggir jalan di kota-kota Indonesia, kini bisa mendunia? Kisah unik ini datang dari Ansan, sebuah kota di Gyeonggi, Korea Selatan, di mana seorang pria Korea Selatan bernama Cilok Hengnim menjajakan cilok keliling dengan sepeda, mengobati rindu para perantau Indonesia akan kampung halaman.
Pada tanggal 14 Oktober 2025, Diah Afrilian dari detikKalimantan melaporkan fenomena menarik ini. Artikel tersebut mengisahkan tentang bagaimana cilok, makanan berbahan dasar aci (tepung tapioka) khas Jawa Barat, berhasil mencuri perhatian warga Indonesia di Korea Selatan, bahkan berpotensi menarik minat warga lokal.
Inspirasi dari Abang-Abang Keliling: Mengenang Indonesia di Negeri Ginseng
Cilok Hengnim, nama yang dipilih untuk usahanya ini, ternyata memiliki alasan yang menyentuh hati di balik keputusannya berjualan cilok. Ia terinspirasi dari para pedagang makanan keliling di Indonesia, yang selalu berhasil menciptakan suasana hangat dan akrab di tengah kesibukan kota.
“Saya terinspirasi dari abang-abang keliling di Indonesia. Rasanya senang bisa bikin mereka merasa seperti di kampung halaman,” ujarnya.
Tujuan utamanya pun sederhana, yaitu untuk melepas rindu dan menghadirkan nuansa Indonesia bagi para pendatang yang tinggal di Ansan, Korea Selatan. Ia ingin memberikan sedikit kebahagiaan dan kenangan akan tanah air bagi mereka yang jauh dari keluarga dan teman-teman.
Cilok Buatan Istri: Sentuhan Cinta dari Tanah Air
Keunikan lain dari usaha Cilok Hengnim adalah bahwa cilok yang ia jual merupakan buatan istrinya, seorang Warga Negara Indonesia (WNI) yang juga merantau di Korea Selatan. Dengan sentuhan cinta dan resep turun temurun dari Indonesia, sang istri berhasil menciptakan cilok dengan cita rasa yang otentik dan menggugah selera.
Penyajian cilok Hengnim pun sangat memperhatikan detail. Cilok disajikan dengan tusukan bambu, dikemas dalam plastik atau wadah mangkuk kertas, dan disiram dengan sambal kacang khas Indonesia.
Baca Juga:
Ikatan Apoteker Beberkan Penyebab Obat Kosong dan Harga Melonjak di Indonesia
Semua elemen ini membuktikan bahwa Cilok Hengnim benar-benar ingin menghadirkan pengalaman kuliner Indonesia yang sejati di Korea Selatan.
Tantangan dan Harapan: Mengembangkan Rasa dan Menarik Minat Lokal
Meskipun usahanya baru berjalan beberapa hari, Cilok Hengnim mengaku terkejut dengan antusiasme yang luar biasa dari para pelanggan Indonesia. Ia pun terus berusaha mengembangkan resep ciloknya agar semakin mirip dengan cilok asli Indonesia.
“Kalau masakan Korea saya bisa buat, tapi jajanan seperti cilok jarang ada. Saya ingin bantu teman-teman Indonesia di sini yang rindu jajanan itu,” lanjutnya.
Salah satu tantangan yang dihadapi Cilok Hengnim adalah mencari bahan-bahan yang tepat untuk membuat cilok. Meskipun tepung-tepungan mudah didapatkan di Korea Selatan, bumbu dan rempah segar harus dibeli di Asia Mart, sebuah toko khusus yang menjual produk-produk Asia.
Saat ini, Cilok Hengnim masih fokus untuk menjajakan ciloknya kepada warga Indonesia di Ansan. Namun, ia berharap di masa depan dapat memperkenalkan cilok kepada warga lokal Korea Selatan. Beberapa teman Korea yang pernah tinggal di Indonesia pun sudah menyatakan minatnya untuk mencoba cilok buatannya.
Cilok Mendunia: Simbol Persahabatan dan Pertukaran Budaya
Kisah Cilok Hengnim adalah contoh nyata bagaimana makanan dapat menjadi jembatan penghubung antar budaya. Melalui cilok, ia tidak hanya mengobati rindu para perantau Indonesia, tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia kepada masyarakat Korea Selatan.
Baca Juga:
Tipes: 5 Penyebab Utama, Gejala yang Perlu Diwaspadai, dan Cara Pengobatannya
Lebih dari sekadar jajanan kaki lima, cilok kini menjadi simbol persahabatan dan pertukaran budaya antara Indonesia dan Korea Selatan. Semoga kisah inspiratif ini dapat terus berlanjut dan menginspirasi orang lain untuk berani bermimpi dan berkarya di mana pun mereka berada.









