Menu

Mode Gelap

Berita · 1 Des 2025 13:46 WIB

Bantuan Medis Malaysia Mendarat di Aceh, Harapan Baru bagi Korban Banjir dan Longsor


 Bantuan Medis Malaysia Mendarat di Aceh, Harapan Baru bagi Korban Banjir dan Longsor Perbesar

PROLOGMEDIA – Bantuan kemanusiaan dari luar negeri akhirnya tiba di Aceh, sebagai bentuk solidaritas global bagi para korban banjir dan longsor yang melanda provinsi tersebut. Pada Sabtu malam, 29 November 2025, melalui Bandara Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) di Aceh Besar, pesawat kargo dari Kuala Lumpur, Malaysia mendarat membawa bantuan medis dalam skala besar: sekitar dua ton obat-obatan dan alat kesehatan — setara dua juta pieces — sebagai respons internasional pertama pascabencana.

 

Pengiriman ini dilakukan oleh Gomez Medical Services bersama tim kemanusiaan Blue Sky Rescue Malaysia, yang bekerja sama untuk mengevakuasi dan membantu warga terdampak. Bantuan berupa 82 karton peralatan medis, serta tim dokter dari Malaysia, disiapkan untuk segera diterjunkan di lapangan.

 

Pemerintah dan otoritas bea-cukai setempat juga mengambil peran penting dalam memperlancar kedatangan bantuan tersebut. Proses kedatangan, pemeriksaan, dan pengurusan fasilitas kepabeanan dilakukan melalui jalur layanan khusus (fast track), guna memastikan distribusi ke wilayah terdampak berlangsung secepat mungkin.

 

Menurut Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem), bantuan ini merupakan bentuk keprihatinan dan solidaritas dari rakyat Malaysia kepada masyarakat Aceh yang tengah menghadapi penderitaan. “Obat-obatan ini sumbangan rakyat Malaysia, ini bantuan kepada kita,” ujarnya. Bantuan medis ini dijanjikan akan dipadukan dengan paket sembako dan kebutuhan pokok lainnya, agar segera sampai ke tangan warga terdampak.

 

Situasi darurat di Aceh sempat memicu ancaman serius terhadap pelayanan kesehatan dan akses ke kebutuhan dasar. Hujan ekstrem yang dibawa oleh Siklon Senyar sejak 22 November 2025 menyebabkan curah hujan lebih dari 400 mm dalam dua hari, memicu banjir bandang dan longsor di banyak wilayah. Akibatnya, akses komunikasi dan layanan kesehatan di sejumlah fasilitas terganggu, sementara ribuan warga terpaksa mengungsi.

Baca Juga:
KPK Segera Bebaskan Eks Direksi ASDP Usai Rehabilitasi Presiden, Proses Hukum Pihak Lain Tetap Berlanjut

 

Respon dari dalam negeri pun terus dikuatkan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah mengirimkan logistik prioritas berupa obat-obatan, suplai untuk ibu hamil dan balita, serta peralatan seperti oxygen concentrator. Logistik ini sudah didistribusikan ke pos-pos pengungsian, fasilitas kesehatan darurat, dan layanan kesehatan mobile guna menjamin bahwa kebutuhan medis masyarakat terpenuhi.

 

Selain itu, penyaluran bantuan juga dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota di Aceh — misalnya di Aceh Selatan dan Lhokseumawe — yang mendistribusikan obat demam, salep kulit, obat lambung, obat alergi, serta vitamin ke posko pengungsi dan masyarakat terdampak.

 

Dilihat dari cakupan bantuan yang masuk — baik dari dalam negeri maupun dari Malaysia — diharapkan bahwa krisis kemanusiaan yang dihadapi warga Aceh bisa ditangani dengan lebih cepat dan menyeluruh. Status tanggap darurat yang ditetapkan di provinsi itu akan memudahkan mobilisasi logistik, layanan kesehatan, dan relokasi korban apabila diperlukan.

 

Kedatangan bantuan internasional ini memberi harapan bagi banyak korban di tengah duka dan ketidakpastian. Untuk banyak keluarga, obat-obatan dan layanan medis adalah penyelamat nyawa, terutama untuk mereka yang terluka, sakit, atau berada dalam kondisi rentan. Dengan kolaborasi dari negara sahabat hingga institusi nasional dan lokal, Aceh mendapatkan perhatian nyata — tidak hanya sebagai korban bencana, tetapi sebagai saudara di tengah solidaritas.

 

Baca Juga:
Tren Mall Semi Outdoor Meningkat: Transformasi Ruang Belanja Menjadi Ruang Sosial Modern

Semoga bantuan yang telah tiba bisa segera menjangkau seluruh warga terdampak, membantu meringankan penderitaan, dan mempercepat pemulihan pasca-bencana.

Artikel ini telah dibaca 2 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Tragedi di Lereng Lawu: Dua Pelari Meninggal Saat Ajang Trail Run

7 Desember 2025 - 23:15 WIB

Akademisi Rusia Tegaskan Minyak Sawit Aman Dikonsumsi, Tolak Stigma Negatif

7 Desember 2025 - 23:12 WIB

10 Kota Terkotor di Dunia 2025 Menurut Wisatawan, Indonesia Tidak Masuk Daftar

7 Desember 2025 - 23:08 WIB

Sawit dan Hutan: Mengapa Monokultur Tidak Bisa Menggantikan Ekosistem Alami

7 Desember 2025 - 22:13 WIB

Dugaan Intimidasi di Tengah Malam, Korban Pemerasan PT Nikomas Gemilang Panik

7 Desember 2025 - 22:09 WIB

PHK Sepihak untuk Karyawan Sakit, Oknum Serikat dan Perusahaan Diduga Bermain

7 Desember 2025 - 21:42 WIB

Trending di Berita