JAKARTA, 1 November 2025 – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyampaikan keprihatinannya terkait peningkatan kasus diabetes di kalangan generasi Z. Gaya hidup modern dan lingkungan yang mendukung obesitas atau ‘obesogenik’ menjadi faktor utama pemicu kondisi ini.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengungkapkan bahwa jumlah pengidap diabetes di usia muda terus bertambah. Meskipun proporsi terbesar masih berada di kelompok usia 50 tahun ke atas, peningkatan signifikan terlihat pada usia 40 tahun ke bawah. “Bahkan, banyak yang sudah terkena prediabetes sebelum mencapai usia tersebut,” ujar dr. Nadia dalam wawancaranya dengan detikcom pada Rabu, 29 September 2025.
Gaya Hidup dan Konsumsi Gula Berlebihan
Salah satu penyebab utama diabetes di usia muda adalah gaya hidup yang tidak sehat. Pola makan yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi gula berlebihan menjadi kombinasi mematikan yang memicu resistensi insulin dan akhirnya berkembang menjadi diabetes tipe 2.
“Prinsipnya, penyakit tidak menular (PTM) itu sangat erat kaitannya dengan gaya hidup. Dan salah satu aspek penting dari gaya hidup adalah konsumsi gula yang berlebihan,” tegas dr. Nadia.
Masyarakat modern cenderung mengonsumsi makanan dan minuman manis dalam jumlah yang tidak terkontrol. Minuman bersoda, makanan cepat saji, camilan manis, dan makanan olahan tinggi gula menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.
Lingkungan Obesogenik: Teknologi dan Kemudahan yang Membahayakan
Selain gaya hidup, Kemenkes juga menyoroti peran lingkungan obesogenik dalam memicu diabetes di kalangan generasi Z. Lingkungan obesogenik adalah lingkungan yang mendorong perilaku obesitas melalui berbagai faktor, seperti ketersediaan makanan tinggi kalori, promosi makanan yang agresif, dan kurangnya kesempatan untuk beraktivitas fisik.
Perkembangan teknologi, meski memberikan kemudahan, juga berkontribusi pada lingkungan obesogenik. Kemudahan memesan makanan secara online, misalnya, mengurangi kebutuhan untuk bergerak dan beraktivitas fisik.
“Dulu, kita harus berjalan atau berkendara untuk mendapatkan makanan. Sekarang, hanya dengan beberapa sentuhan di layar ponsel, makanan sudah diantar ke depan pintu,” jelas dr. Nadia.
Selain itu, ibu rumah tangga kini memiliki lebih banyak pilihan makanan instan dan siap saji.
“Dulu, ibu rumah tangga harus memasak karena tidak ada pilihan lain. Sekarang, makanan tersedia dengan mudah, baik itu fast food maupun makanan olahan lainnya yang dijual secara online,” lanjutnya.
Kemudahan ini, meski praktis, dapat memicu pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik, yang pada akhirnya meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Dampak Jangka Panjang dan Upaya Pencegahan
Diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan amputasi. Biaya pengobatan dan perawatan komplikasi diabetes juga sangat besar, yang dapat membebani sistem kesehatan dan ekonomi keluarga.
Melihat ancaman yang semakin nyata, Kemenkes terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat dan pencegahan diabetes. Program-program edukasi dan promosi kesehatan digencarkan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media sosial, televisi, radio, dan penyuluhan langsung di masyarakat.
Kemenkes juga mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko diabetes, seperti riwayat keluarga diabetes, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat. Deteksi dini diabetes dapat membantu mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Peran Keluarga dan Masyarakat
Pencegahan diabetes bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. Keluarga memiliki peran penting dalam menanamkan kebiasaan hidup sehat pada anak-anak sejak usia dini. Orang tua harus memberikan contoh yang baik dalam hal pola makan dan aktivitas fisik.
Masyarakat juga dapat berkontribusi dengan menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat. Misalnya, dengan menyediakan fasilitas olahraga yang terjangkau, memperbanyak ruang terbuka hijau, dan mempromosikan makanan sehat di sekolah dan tempat kerja.
Generasi Z dan Masa Depan Kesehatan Indonesia
Generasi Z memiliki peran kunci dalam menentukan masa depan kesehatan Indonesia. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat dan menghindari lingkungan obesogenik, generasi Z dapat mencegah diabetes dan penyakit tidak menular lainnya, serta meningkatkan kualitas hidup mereka.
Baca Juga:
Masker Kopi, Rahasia Alami untuk Menjaga Kesehatan dan Kecantikan Kulit Wajah
Kemenkes mengajak seluruh generasi Z untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri dan lingkungan sekitar.
“Mari kita jadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari budaya kita. Dengan begitu, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera,” pungkas dr. Nadia.
Peningkatan kasus diabetes di kalangan generasi Z merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan nyata dari semua pihak. Dengan meningkatkan kesadaran, mengubah gaya hidup, dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, kita dapat mencegah diabetes dan penyakit tidak menular lainnya, serta mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Strategi Pencegahan yang Komprehensif
Untuk mengatasi ancaman diabetes di kalangan generasi Z, Kemenkes menerapkan strategi pencegahan yang komprehensif, mencakup berbagai aspek, mulai dari edukasi hingga intervensi lingkungan. Strategi ini dirancang untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, dengan fokus khusus pada generasi Z dan kelompok berisiko tinggi lainnya.
– Edukasi dan Peningkatan Kesadaran: Kemenkes gencar melakukan kampanye edukasi tentang diabetes melalui berbagai media, termasuk media sosial, televisi, radio, dan platform digital lainnya. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang faktor risiko diabetes, gejala, komplikasi, dan cara pencegahannya. Materi edukasi disajikan dalam format yang menarik dan mudah dipahami, khususnya bagi generasi Z yang terbiasa dengan konten digital.
– Promosi Gaya Hidup Sehat: Kemenkes aktif mempromosikan gaya hidup sehat melalui program-program yang mendorong aktivitas fisik, konsumsi makanan sehat, dan pengelolaan stres. Program-program ini dilaksanakan di sekolah, tempat kerja, puskesmas, dan komunitas. Kemenkes juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dan sektor swasta untuk memperluas jangkauan promosi gaya hidup sehat.
– Skrining dan Deteksi Dini: Kemenkes mendorong masyarakat untuk melakukan skrining dan deteksi dini diabetes, terutama bagi mereka yang memiliki faktor risiko, seperti riwayat keluarga diabetes, obesitas, dan gaya hidup tidak sehat. Skrining dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, atau melalui program-program kesehatan masyarakat yang diselenggarakan secara berkala. Deteksi dini diabetes dapat membantu mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
– Intervensi Lingkungan: Kemenkes berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat melalui berbagai kebijakan dan program. Kebijakan ini mencakup pengaturan tentang pemasaran makanan dan minuman yang tidak sehat, promosi makanan sehat di sekolah dan tempat kerja, serta pembangunan fasilitas olahraga dan ruang terbuka hijau. Kemenkes juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda.
Peran Teknologi dalam Pencegahan Diabetes
Teknologi memiliki potensi besar dalam mendukung upaya pencegahan diabetes. Aplikasi mobile, perangkat wearable, dan platform digital lainnya dapat digunakan untuk memantau kadar gula darah, aktivitas fisik, dan pola makan. Data yang terkumpul dapat digunakan untuk memberikan umpan balik personal dan rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk memberikan edukasi dan dukungan kepada pasien diabetes. Aplikasi mobile dapat memberikan informasi tentang pengelolaan diabetes, tips untuk mengatur pola makan, dan latihan fisik yang aman. Platform digital juga dapat menghubungkan pasien dengan tenaga kesehatan dan kelompok dukungan sebaya.
Kemenkes mendorong pengembangan dan pemanfaatan teknologi dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes. Kemenkes juga bekerja sama dengan perusahaan teknologi dan startup untuk mengembangkan solusi inovatif yang dapat membantu masyarakat mengelola diabetes secara mandiri.
Pandangan Ahli tentang Tantangan dan Peluang
Para ahli kesehatan sepakat bahwa peningkatan kasus diabetes di kalangan generasi Z merupakan tantangan serius yang membutuhkan tindakan segera. Mereka juga mengakui bahwa lingkungan obesogenik dan gaya hidup modern merupakan faktor utama pemicu kondisi ini.
“Kita perlu mengubah cara kita berpikir tentang kesehatan. Kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat,” ujar Prof. Dr. dr. Imam Subekti, SpPD-KEMD, seorang ahli endokrinologi terkemuka.
“Kita perlu menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat, mulai dari keluarga hingga lingkungan kerja.”
Para ahli juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran masyarakat tentang diabetes. “Kita perlu memberikan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang diabetes, serta mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin,” kata dr. Nadia.
Selain itu, para ahli juga menyoroti peran teknologi dalam pencegahan dan pengelolaan diabetes. “Teknologi dapat membantu kita memantau kesehatan kita secara lebih efektif, memberikan umpan balik personal, dan menghubungkan kita dengan tenaga kesehatan dan kelompok dukungan sebaya,” ujar Prof. Imam.
Kesimpulan dan Harapan
Ancaman diabetes di kalangan generasi Z merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Dengan menerapkan strategi pencegahan yang efektif, memanfaatkan teknologi, dan meningkatkan kesadaran masyarakat, kita dapat mengatasi tantangan ini dan mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.
Kemenkes mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah diabetes dan penyakit tidak menular lainnya. “Mari kita jadikan gaya hidup sehat sebagai bagian dari budaya kita. Dengan begitu, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi Z dan seluruh masyarakat Indonesia,” pungkas dr. Nadia.
Baca Juga:
KAI Dukung Pariwisata: Perjalanan Kereta Api Ditambah, Destinasi Wisata Makin Terjangkau
Dengan upaya yang berkelanjutan dan kolaborasi yang erat, kita dapat berharap bahwa generasi Z akan tumbuh menjadi generasi yang sehat, produktif, dan berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.



