Posted in

Jakarta Lebih Sehat! Truk Sampah Listrik Jadi Garda Depan Kebersihan dan Lingkungan!

JAKARTA – Jakarta semakin menunjukkan keseriusannya dalam memerangi polusi udara dan emisi karbon! Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, kini menjadi pelopor penggunaan truk sampah listrik sebagai garda depan dalam pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Langkah ini bukan hanya sekadar gimmick belaka, melainkan wujud nyata dari janji kampanye Pramono Anung untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan!

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta telah mulai mengoperasikan truk sampah listrik tipe compactor berkapasitas enam sampai tujuh meter kubik sejak April lalu.

Truk-truk canggih ini sepenuhnya bebas emisi alias tidak menghasilkan polusi udara sama sekali. Selain itu, truk ini juga menggunakan sistem plug-in yang praktis dan mampu memadatkan sampah secara otomatis dengan tingkat kebisingan yang sangat minim.

Bayangkan, Jakarta yang biasanya identik dengan suara bising truk sampah, kini bisa menikmati suasana yang lebih tenang dan nyaman!

“Ini merupakan semangat kami untuk mengurangi polusi udara dan emisi karbon. Kita mulai menggagasnya melalui operasional compactor listrik ke depannya,” ujar Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dengan nada penuh optimisme.

Asep menambahkan, pihaknya telah mengadakan lima unit truk pengangkut sampah jenis compactor listrik yang ramah lingkungan dan bebas emisi pada tahun ini. Ini baru permulaan, karena ke depannya, jumlah truk sampah listrik akan terus ditambah secara bertahap.

“Seluruh sampah yang diangkut ke RDF (Refuse Derived Fuel) Plant Rorotan menggunakan truk compactor, termasuk lima unit truk compactor listrik ini. Ke depannya, kita akan terus tambah lagi,” tegas Asep.

Langkah ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu pelopor daerah di Indonesia yang berani mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah.

Ini adalah bukti nyata bahwa Jakarta tidak hanya sekadar bicara soal lingkungan, tetapi juga bertindak nyata untuk mewujudkan kota yang lebih hijau dan sehat.

Lantas, apa saja keunggulan truk sampah listrik ini dibandingkan dengan truk sampah konvensional yang berbahan bakar fosil? Selain bebas emisi dan minim kebisingan, truk sampah listrik ini juga memiliki spesifikasi teknis yang mumpuni untuk mendukung operasional pengelolaan sampah di Jakarta.

Compactor ini menggunakan sistem full elektrik, tanpa emisi, dan bebas kebisingan. Seluruh proses pengoperasian menggunakan tenaga listrik dengan sistem plug-in dan dapat memadatkan sampah secara otomatis.

Dimensi alat mencakup panjang 3.300 mm, lebar 1.700 mm, tinggi 1.950 mm, dan berat kosong sekitar 1.700 kilogram. Daya listrik yang dibutuhkan sebesar 1,5 kW, 3 phase.

Selain itu, compactor ini juga dilengkapi panel kendali digital, safety switch, serta hydraulic control unit yang menjamin pengoperasian alat secara aman dan efisien.

Teknologi pengisian dayanya pun menggunakan sistem super fast charging, yang memungkinkan baterai kendaraan terisi penuh hanya dalam waktu 20-30 menit! Ini tentu saja sangat efisien dan tidak mengganggu operasional pengangkutan sampah.

Asep Kuswanto menjelaskan bahwa pengadaan truk compactor listrik ini merupakan bagian dari peremajaan armada truk pengangkut sampah milik DLH DKI Jakarta.

Baca Juga:
Pakaian Bekas Impor Bikin Rugi Negara: Produksi Garmen RI Anjlok 700 Ribu Ton!

Dengan mengganti sebagian armada lama berbahan bakar fosil ke kendaraan berbasis listrik, DLH DKI Jakarta berupaya membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan dan modern.

Untuk mendukung operasional truk sampah listrik ini, Pemprov DKI Jakarta juga akan menyiapkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di beberapa lokasi strategis, seperti pool truk DLH DKI Jakarta, RDF Plant Rorotan, dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

“Kami juga telah melatih para operator untuk mengoperasikan compactor listrik ini. Pengoperasiannya cukup mudah dan tidak jauh berbeda dengan compactor konvensional berbahan bakar solar, sehingga adaptasi berjalan lancar,” ucap Asep.

Upaya ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan legislatif. Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, Zahrina Nurbaiti, mengapresiasi langkah Pemprov DKI Jakarta dalam menggunakan truk sampah berbasis listrik.

Menurut Zahrina, kebijakan ini merupakan wujud nyata upaya Pemprov DKI Jakarta dalam mendukung pengurangan emisi dan memperbaiki kualitas udara di ibu kota.

“Penggunaan kendaraan listrik seperti ini sejalan dengan visi menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar Zahrina.

Meski demikian, Zahrina mendorong agar jumlah truk sampah listrik ditambah secara bertahap, mengingat besarnya kebutuhan operasional pengelolaan sampah di Jakarta.

“Selain mempercepat transisi menuju transportasi hijau, hal ini juga akan meningkatkan efektivitas dan pemerataan layanan kebersihan di seluruh wilayah Jakarta,” tambahnya.

Zahrina juga menegaskan dukungannya terhadap program Pemprov DKI dalam mengurangi polusi udara dan emisi karbon dari sektor transportasi, serta mendorong kolaborasi lintas sektor agar penggunaan kendaraan listrik dapat meluas ke bidang pelayanan publik lainnya.

“Kami di DPRD, khususnya Komisi A, mendukung penuh program seperti ini, asalkan disertai perencanaan matang, efisiensi anggaran, dan kesiapan infrastruktur pendukungnya,” kata Zahrina.

Pengadaan truk sampah listrik ini juga merupakan realisasi dari janji kampanye Gubernur Pramono Anung untuk menjadikan Jakarta sebagai kota global yang ramah lingkungan.

Pramono Anung sejak awal memang memiliki visi yang kuat untuk mengurangi polusi udara di Jakarta dan mendorong penggunaan energi bersih.

“Hal yang menyangkut pemakaian bahan bakar, kemudian wilayah di sekitar Jakarta ini yang memakai batu bara, memang waktunya untuk diminta tidak lagi memakai batu bara, tetapi memakai gas ataupun pemakaian listrik tenaga sampah,” kata Pramono saat masa kampanye.

Pramono juga mendukung penggunaan kendaraan listrik di Jakarta, karena dalam jangka panjang, penggunaan kendaraan listrik akan sangat mempengaruhi pengurangan emisi karbon.

“Ya, untuk jangka menengah-panjang memang didorong untuk menggunakan kendaraan listrik, seperti yang terjadi di China, di Beijing. Kalau di Jakarta kendaraan listrik makin banyak, maka akan mengurangi banyak polusi,” ucap Pramono.

Dengan dua langkah ini, yaitu penggunaan listrik hijau dari PLTS dan penggunaan kendaraan listrik, Pramono Anung yakin tingkat polusi di Jakarta dapat ditekan sedemikian rupa dan menjadikannya sebagai satu kota global yang ramah lingkungan.

Baca Juga:
BUMN Tower “Ghosting”: Apa Kabar Ikon IKN Setinggi 778 Meter?

Jadi, mari kita dukung terus upaya Pemprov DKI Jakarta dalam memerangi polusi udara dan menjadikan Jakarta sebagai kota yang lebih hijau dan sehat! Dengan truk sampah listrik sebagai garda depan, Jakarta siap menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *