Blog  

Mengenal Jenis Kambing Perah Populer untuk Diternak

jenis kambing perah

Kambing perah merupakan salah satu jenis hewan ternak yang banyak dipelihara karena kemampuannya dalam memproduksi susu. Susu kambing memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan sering digunakan dalam berbagai produk olahan seperti keju, yogurt, dan susu bubuk.

Susu kambing dikenal lebih mudah dicerna dibandingkan susu sapi dan memiliki rasa khas serta manfaat kesehatan yang baik. Susu kambing umumnya mengandung lebih banyak kalsium, magnesium, dan fosfor, yang penting untuk kesehatan tulang. Selain itu, susu kambing juga memiliki kandungan vitamin B6 dan vitamin A yang lebih tinggi.

Susu kambing memiliki sifat antiinflamasi yang dapat bermanfaat bagi kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa susu kambing dapat membantu mengurangi peradangan dalam tubuh, yang berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan. Hal ini menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang menderita kondisi inflamasi.

Setelah mengenal dan mengetahui manfaat susu kambing, selanjutnya mari kita berkenalan dengan jenis-jenis kambing yang biasanya di ternak untuk diproduksi susunya.

Kambing Saanen

  • Asal: Swiss
  • Ciri Fisik: Berwarna putih bersih, tubuh besar, telinga tegak, dan wajah agak cembung.
  • Produksi Susu: 3–4 liter per hari (dengan manajemen pakan yang baik bisa mencapai 5 liter).
  • Kelebihan: Produksi susu tinggi, jinak, dan adaptif di berbagai iklim.
  • Kekurangan: Butuh manajemen pakan yang optimal, kurang tahan cuaca ekstrem jika kandang tidak memadai.

Kambing Etawa (Jamnapari)

  • Asal: India (Jamnapari), banyak dikembangkan di Indonesia (Kambing PE – Peranakan Etawa).
  • Ciri Fisik: Tubuh besar, telinga panjang menjuntai, bulu coklat keputihan.
  • Produksi Susu: 1,5–3 liter per hari.
  • Kelebihan: Dapat diambil susu sekaligus dipelihara sebagai kambing pedaging.
  • Kekurangan: Produksi susu tidak setinggi Saanen, namun lebih cocok untuk peternak pemula karena perawatannya lebih mudah.

Kambing Alpine

  • Asal: Pegunungan Alpen (Prancis/Swiss)
  • Ciri Fisik: Warna bervariasi (putih, hitam, coklat, kombinasi). Ukuran sedang, tubuh ramping.
  • Produksi Susu: 2–4 liter per hari.
  • Kelebihan: Produksi susu tinggi, tahan terhadap perubahan cuaca.
  • Kekurangan: Perlu pakan yang cukup protein untuk menjaga produksi susu.

Kambing Toggenburg

  • Asal: Swiss
  • Ciri Fisik: Berwarna coklat muda hingga tua, dengan garis putih di wajah dan kaki.
  • Produksi Susu: 2–3 liter per hari.
  • Kelebihan: Susu memiliki kadar lemak sedang, cocok untuk diolah menjadi keju.
  • Kekurangan: Produksi susu sedikit lebih rendah dibanding Saanen atau Alpine.

Kambing Nubian (Anglo-Nubian)

  • Asal: Hasil persilangan antara kambing Inggris, India, dan Timur Tengah.
  • Ciri Fisik: Tubuh besar, telinga panjang menjuntai, hidung melengkung.
  • Produksi Susu: 1,5–2,5 liter per hari.
  • Kelebihan: Susu mengandung lemak tinggi (4–5%), sangat cocok untuk produk susu premium seperti yogurt atau keju.
  • Kekurangan: Produksi susu tidak sebanyak Saanen, namun kualitas lebih unggul.

Kambing LaMancha

  • Asal: Amerika Serikat
  • Ciri Fisik: Sangat unik karena hampir tidak memiliki daun telinga (telinga sangat kecil).
  • Produksi Susu: 2–3 liter per hari.
  • Kelebihan: Produksi susu konsisten, sifat jinak.
  • Kekurangan: Masih jarang ditemui di Indonesia sehingga harga bibit relatif mahal.

 

Baik, mari kita lanjutkan dengan tabel perbandingan jenis kambing perah agar lebih mudah melihat perbedaannya.


Tabel Perbandingan Jenis Kambing Perah

Jenis Kambing Asal Produksi Susu (per hari) Kadar Lemak Susu Ciri Fisik Utama Kesesuaian Iklim
Saanen Swiss 3–5 liter ±3% Warna putih bersih, telinga tegak, tubuh besar Cocok untuk iklim sedang, perlu kandang sejuk
Etawa / PE India (Jamnapari) / Indonesia 1,5–3 liter ±4% Telinga panjang, tubuh besar, bulu coklat-putih Sangat cocok untuk iklim tropis
Alpine Pegunungan Alpen 2–4 liter ±3,5% Warna bervariasi, tubuh ramping Tahan cuaca dingin dan panas
Toggenburg Swiss 2–3 liter ±3% Coklat dengan garis putih di wajah dan kaki Cocok di dataran tinggi
Nubian Inggris, India, Timur Tengah 1,5–2,5 liter 4–5% (paling tinggi) Telinga panjang, hidung melengkung Cocok iklim panas, tropis
LaMancha Amerika Serikat 2–3 liter ±3,8% Telinga sangat kecil (unik) Adaptif, tapi bibit jarang di Indonesia

Tips Memilih Kambing Perah

  1. Sesuaikan dengan Tujuan → Jika ingin produksi susu tinggi, pilih Saanen atau Alpine. Jika ingin susu berlemak tinggi, pilih Nubian.
  2. Perhatikan Adaptasi Iklim → Untuk daerah panas dan lembab, Etawa/PE dan Nubian lebih mudah beradaptasi.
  3. Manajemen Pakan → Kambing perah butuh pakan berkualitas tinggi agar produksi susu optimal.
  4. Perawatan Kesehatan → Vaksinasi, sanitasi kandang, dan pemeriksaan rutin penting untuk menjaga produktivitas.

Meningkatkan produksi susu kambing adalah salah satu prioritas utama bagi peternak kambing perah. Dengan manajemen yang baik dan perhatian terhadap kebutuhan hewan, produksi susu dapat ditingkatkan secara signifikan.

  1. Pakan Berkualitas Tinggi
    Kombinasi hijauan (rumput gajah, odot, lamtoro), konsentrat (dedak, jagung giling), dan mineral mix penting untuk produksi susu optimal.
  2. Pemberian Pakan Tepat Waktu
    Berikan pakan 3–4 kali sehari dengan jadwal teratur agar kambing tidak stres.
  3. Air Minum Bersih & Cukup
    Produksi susu sangat tergantung asupan air. Pastikan kambing selalu punya akses ke air bersih.
  4. Manajemen Pemerahan
    Perah kambing secara rutin 2 kali sehari pada jam yang sama untuk menjaga produksi tetap stabil.
  5. Kesehatan & Kebersihan Kandang
    Kandang yang bersih mencegah mastitis (radang ambing) dan penyakit lain yang bisa menurunkan produksi.

Rancangan Usaha Peternakan Kambing Perah

Berikut contoh simulasi usaha kecil dengan 10 ekor kambing perah (misalnya jenis Saanen atau PE yang sudah laktasi):

Biaya Awal

Komponen Jumlah Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
Pembelian Indukan Laktasi 10 ekor 6.000.000 60.000.000
Pembuatan Kandang (untuk 10 ekor) 15.000.000
Peralatan (ember perah, selang, pakan) 3.000.000
Biaya Transportasi & Persiapan 2.000.000
Total Modal Awal 80.000.000

Biaya Operasional Bulanan

Komponen Jumlah / Bulan Harga (Rp)
Pakan Hijauan & Konsentrat 10 ekor 3.500.000
Vitamin, Mineral, Vaksin 500.000
Tenaga Kerja (opsional) 1 orang 2.500.000
Listrik & Air 500.000
Total Biaya Bulanan 7.000.000

Estimasi Produksi Susu

  • Rata-rata produksi per ekor per hari: 2 liter
  • Jumlah kambing: 10 ekor
  • Produksi harian: 10 × 2 liter = 20 liter
  • Produksi bulanan: 20 liter × 30 hari = 600 liter

Jika harga jual susu kambing Rp 35.000 per liter:
Pendapatan Bulanan = 600 liter × Rp 35.000 = Rp 21.000.000

Perhitungan Laba Kotor

Pendapatan Bulanan – Biaya Operasional =
Rp 21.000.000 – Rp 7.000.000 = Rp 14.000.000

Artinya, dalam waktu sekitar 6–7 bulan kamu sudah bisa balik modal (tidak termasuk biaya kandang, karena kandang bisa dipakai bertahun-tahun).

Dengan manajemen yang baik, usaha kambing perah bisa menjadi bisnis yang stabil, berulang (recurring income), dan memiliki potensi jangka panjang karena kebutuhan susu kambing terus meningkat, terutama di pasar kesehatan dan makanan organik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *