Posted in

Merah Putih ‘Dilengserkan’ di Alun-Alun Pati: Bendera AMPB Berkibar, Aparat Bertindak!

PATI – Sebuah insiden yang tak hanya mengejutkan, namun juga melukai rasa nasionalisme, terjadi di jantung kota Pati, tepatnya di Alun-Alun Simpang Lima yang menjadi ikon dan kebanggaan masyarakat. Bendera Merah Putih, sang saka dwiwarna yang seharusnya berkibar gagah sebagai simbol kedaulatan dan persatuan, mendadak digantikan oleh bendera organisasi masyarakat bertuliskan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB). Aksi provokatif yang terjadi menjelang sidang paripurna Pansus Hak Angket DPRD Pati ini sontak memicu reaksi keras dari berbagai pihak dan mendorong aparat gabungan untuk segera bertindak cepat, menertibkan situasi, serta mengembalikan kehormatan bendera Merah Putih yang sempat ‘dinodai’.

Menurut Kapolresta Pati, Kombes Jaka Wahyudi, terungkapnya insiden ini bermula dari ketelitian dan kesigapan seorang petugas kepolisian yang sedang menjalankan tugas patroli rutin di sekitar Alun-Alun.

“Kejadian ini bermula saat Kasipropam Polresta Pati, Iptu Musyafak, tengah melaksanakan patroli rutin menjelang sidang paripurna Pansus Hak Angket DPRD Pati,” ungkap Kombes Jaka saat memberikan keterangan pers di halaman Pendopo Kabupaten Pati, Jumat (31/10/2025).

Saat menyusuri area Alun-Alun yang biasanya ramai oleh aktivitas warga, Iptu Musyafak mendapati sebuah pemandangan yang aneh dan mengusik rasa kebangsaannya. Bendera Merah Putih yang seharusnya berkibar megah di tiang utama, justru tidak terlihat. Posisinya telah digantikan oleh sebuah bendera berwarna dengan tulisan Aliansi Masyarakat Pati Bersatu (AMPB).

“Saat patroli, Iptu Musyafak mendapati bendera AMPB berkibar di tiang bendera utama, menggantikan posisi bendera Merah Putih,” jelas Kombes Jaka dengan nada prihatin.

Penemuan ini tentu saja mengejutkan dan memicu serangkaian pertanyaan mendalam. Siapakah pihak yang berani melakukan tindakan penggantian bendera yang jelas-jelas melanggar hukum dan norma sosial? Apa sebenarnya motif di balik aksi nekat dan provokatif ini?

Menerima laporan dari Iptu Musyafak, Kapolresta Pati tidak tinggal diam. Beliau segera mengambil langkah-langkah strategis untuk merespons situasi yang berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat. Perintah langsung dikeluarkan kepada aparat gabungan yang terdiri dari berbagai unsur, termasuk personel Subdenpom IV Pati, anggota Sipropam Polresta Pati, serta petugas Satpol PP Kabupaten Pati, untuk segera bergerak menuju lokasi kejadian dan menurunkan bendera AMPB yang tidak semestinya berada di tiang utama Alun-Alun.

Perintah ini menjadi bukti nyata kesigapan dan komitmen aparat kepolisian dalam menjaga kehormatan simbol-simbol negara dan menegakkan hukum di wilayah hukumnya.

“Begitu menerima laporan, kami langsung bergerak bersama unsur terkait untuk menertibkan,” tegas Kombes Jaka dengan nada serius.

Aparat gabungan bergerak cepat dan terkoordinasi menuju Alun-Alun Pati. Setibanya di lokasi, mereka langsung melakukan tindakan persuasif dan terukur untuk menurunkan bendera AMPB yang berkibar secara ilegal. Selanjutnya, dengan penuh khidmat dan rasa hormat, aparat gabungan mengganti kembali bendera tersebut dengan bendera Merah Putih yang merupakan lambang negara dan identitas bangsa Indonesia.

“Bendera AMPB pun diturunkan dan diganti kembali dengan bendera Merah Putih yang merupakan simbol negara,” imbuh Kombes Jaka.

Proses penggantian bendera ini dilaksanakan dengan penuh kehati-hatian dan penghormatan, mengingat bendera Merah Putih adalah simbol sakral yang harus dijaga kehormatannya. Aparat gabungan memastikan bahwa bendera Merah Putih berkibar dengan gagah dan megah di tiang utama, seolah ingin mengirimkan pesan yang jelas dan tegas bahwa Alun-Alun Pati adalah bagian yang tak terpisahkan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan kedaulatan negara harus ditegakkan.

Baca Juga:
Bahaya! Lari di Jalur Transjakarta Bisa Celaka, Ini Imbauan Keras dari Transjakarta!

Kombes Jaka juga memastikan bahwa seluruh rangkaian kegiatan penertiban ini berjalan dengan lancar dan aman, tanpa adanya insiden atau perlawanan yang berarti dari pihak manapun.

“Situasi berlangsung aman dan tidak mendapat perlawanan dari kelompok AMPB,” jelasnya.

Keberhasilan ini menunjukkan profesionalisme aparat gabungan dalam menjalankan tugas, mampu bertindak cepat, tegas, namun tetap mengedepankan pendekatan yang humanis dan menghindari tindakan represif yang dapat memicu konflik horizontal.

Lebih lanjut, Kombes Jaka menegaskan, “Sekarang bendera Merah Putih sudah kembali berkibar di Alun-Alun Simpang Lima.” Pernyataan ini seolah menjadi penanda bahwa situasi telah sepenuhnya terkendali dan Alun-Alun Pati telah kembali menjadi tempat yang aman, nyaman, serta representatif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Pantauan terkini di lokasi kejadian menunjukkan bahwa suasana di depan posko Masyarakat Pati Bersatu masih relatif sepi dan belum ada aktivitas yang signifikan. Hanya terlihat beberapa orang yang berjaga di sekitar posko. Meskipun demikian, pihak kepolisian tetap meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pengawasan serta pemantauan secara intensif di sekitar lokasi untuk mengantisipasi potensi gangguan keamanan dan ketertiban yang mungkin terjadi.

Insiden penggantian bendera Merah Putih di Alun-Alun Pati ini tentu saja menjadi sorotan utama di berbagai media dan platform komunikasi. Pasalnya, kejadian ini berlangsung di ruang publik yang notabene menjadi pusat perhatian masyarakat dan melibatkan simbol negara yang sangat sakral. Berbagai pihak mengecam keras aksi tersebut dan mendesak aparat kepolisian untuk mengusut tuntas motif dan aktor intelektual di balik tindakan provokatif ini.

Pihak kepolisian sendiri saat ini tengah melakukan pendalaman dan penyelidikan secara komprehensif terkait insiden tersebut. “Pihak kepolisian masih mendalami motif di balik aksi penggantian bendera tersebut,” ujar Kombes Jaka. Polisi berjanji akan bekerja keras untuk mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya, mengidentifikasi para pelaku yang bertanggung jawab, dan mengambil tindakan hukum yang tegas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sementara itu, masyarakat Pati berharap agar kejadian serupa tidak terulang kembali di kemudian hari dan Alun-Alun Simpang Lima tetap menjadi tempat yang aman, nyaman, representatif, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Alun-Alun adalah ruang publik yang seharusnya menjadi tempat bagi seluruh elemen masyarakat untuk berkumpul, berinteraksi, berkreasi, dan berekspresi secara positif, tanpa adanya tindakan provokatif yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi seluruh elemen bangsa. Kita harus senantiasa menjaga dan menghormati simbol-simbol negara, termasuk bendera Merah Putih yang merupakan identitas dan kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia. Menghormati bendera Merah Putih berarti menghormati perjuangan para pahlawan, menghormati dasar negara Pancasila, dan menghormati seluruh nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Selain itu, kita juga harus senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Perbedaan pandangan dan kepentingan adalah hal yang wajar dalam sebuah negara demokrasi, namun jangan sampai perbedaan tersebut justru dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah kita.

Mari kita jadikan Alun-Alun sebagai simbol persatuan, tempat untuk merajut kebersamaan, dan wadah untuk memperkuat rasa cinta tanah air. Dengan semangat persatuan, kita akan mampu membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur.

Insiden ini menjadi tamparan keras bagi kita semua. Bahwa di tengah hiruk pikuk pembangunan dan dinamika sosial yang kompleks, nilai-nilai kebangsaan dan rasa hormat terhadap simbol negara tak boleh luntur.

Baca Juga:
Rocky Hybrid ‘Rasa Indonesia’ Siap Dikirim! Apa Saja yang Berubah?

Alun-Alun Simpang Lima, dengan segala sejarah dan memorinya, harus tetap menjadi panggung kebersamaan, bukan arena perpecahan. Mari kita jaga Merah Putih tetap berkibar tinggi di hati dan di setiap sudut negeri ini. Karena di sanalah, di dalam persatuan dan kesadaran berbangsa, terletak kekuatan sejati Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *