JAKARTA – Di tengah persaingan industri alas kaki yang semakin ketat, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan performa bisnisnya. Hingga September 2025, perusahaan harus menelan pil pahit dengan membukukan kerugian bersih sebesar Rp 51,98 miliar.
Meskipun angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan kerugian di periode yang sama tahun sebelumnya, namun tetap menjadi sinyal yang mengkhawatirkan bagi kelangsungan bisnis perusahaan.
Berdasarkan laporan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (3/11/2025), penurunan kinerja Sepatu Bata tidak hanya terlihat dari sisi kerugian bersih, tetapi juga dari sisi penjualan. Penjualan neto perusahaan merosot tajam sebesar 34,77%, dari Rp 363,27 miliar pada September 2024 menjadi Rp 236,93 miliar pada September 2025. Penurunan penjualan ini tentu menjadi pukulan telak bagi Sepatu Bata, yang selama ini dikenal sebagai salah satu merek alas kaki ternama di Indonesia.
Namun, di balik kabar buruk tersebut, terdapat sedikit harapan. Beban pokok penjualan perseroan juga tercatat menurun, dari Rp 224,45 miliar menjadi Rp 146,89 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa Sepatu Bata telah berupaya melakukan efisiensi dalam proses produksi dan operasionalnya.
Secara rinci, penjualan neto Sepatu Bata mayoritas masih ditopang oleh penjualan domestik pihak ketiga, yang mencapai Rp 236,38 miliar atau sekitar 99,6% dari total penjualan neto. Sementara itu, ekspor melalui pihak berelasi hanya menyumbang sekitar 0,4% atau sebesar Rp 550,63 juta. Data ini mengindikasikan bahwa pasar domestik masih menjadi fokus utama bagi Sepatu Bata.
Dengan penurunan penjualan yang signifikan, laba bruto Sepatu Bata juga ikut tergerus. Hingga September 2025, laba bruto perusahaan tercatat sebesar Rp 90,04 miliar, menurun drastis sebesar 35,13% dari Rp 138,81 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan laba bruto ini tentu akan semakin menekan profitabilitas perusahaan.
Hingga September 2025, Sepatu Bata membukukan aset sebesar Rp 326,64 miliar. Sementara itu, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 402,12 miliar, dengan ekuitas sebesar Rp 75,48 miliar. Data ini menunjukkan bahwa Sepatu Bata memiliki utang yang lebih besar dibandingkan aset yang dimilikinya. Kondisi ini tentu menjadi perhatian serius bagi manajemen perusahaan, yang harus berupaya keras untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan.
Salah satu langkah yang diambil oleh Sepatu Bata untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghentikan produksi alas kaki pada 4 Mei 2024. Sejak saat itu, perusahaan melakukan transisi produksi kepada pemasok alas kaki domestik. Langkah ini dinilai sebagai strategi untuk meningkatkan rantai pasok dan efisiensi biaya. Sepatu Bata juga tidak memiliki rencana untuk kembali menghidupkan kegiatan produksinya.
Menurut Director & Corporate Secretary Sepatu Bata, Hatta Tutuko, pengalihan produksi ini merupakan langkah strategis dalam meningkatkan fleksibilitas rantai pasok dan berkontribusi positif terhadap efisiensi biaya. Sepatu Bata juga telah menyiapkan lima inisiatif utama sebagai strategi bisnis ke depan.
Baca Juga:
Parung Panjang: Kisah di Balik Penutupan Tambang, Kompensasi, dan Harapan Warga
Inisiatif pertama adalah optimalisasi ritel. Sepatu Bata akan berupaya meningkatkan penjualan pada toko yang sama serta menjaga stabilitas arus kas hingga akhir tahun 2027. Inisiatif kedua adalah peningkatan marjin, yang akan dilakukan melalui pengembangan dan penjualan koleksi produk eksklusif yang bernilai tambah.
Inisiatif ketiga adalah efisiensi. Sepatu Bata akan menyederhanakan kegiatan operasional di seluruh lini bisnis. Inisiatif keempat adalah pertumbuhan digital. Sepatu Bata akan mengembangkan bisnis daring yang efisien dan menguntungkan, terutama melalui kemitraan dengan platform e-commerce pihak ketiga.
Inisiatif kelima adalah monetisasi aset. Sepatu Bata akan melepas properti yang tidak digunakan untuk mendukung fleksibilitas keuangan. Dengan kelima inisiatif ini, Sepatu Bata berharap dapat memulihkan profitabilitas serta mencapai pertumbuhan dalam jangka panjang yang berkelanjutan.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh Sepatu Bata tidaklah mudah. Persaingan di industri alas kaki semakin ketat dengan munculnya merek-merek baru yang menawarkan produk dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke belanja online juga menjadi tantangan tersendiri bagi Sepatu Bata.
Untuk dapat bertahan dan kembali meraih kesuksesan, Sepatu Bata harus mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan tren konsumen. Perusahaan harus berinovasi dalam produk dan layanan, serta meningkatkan efisiensi dalam operasionalnya. Selain itu, Sepatu Bata juga harus mampu membangun citra merek yang kuat dan relevan bagi konsumen.
Keberhasilan Sepatu Bata dalam memulihkan kinerja bisnisnya akan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan. Selain itu, dukungan dari seluruh karyawan dan stakeholder juga sangat penting untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Masyarakat pun berharap agar Sepatu Bata dapat segera bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi salah satu merek alas kaki kebanggaan Indonesia. Dengan sejarah panjang dan pengalaman yang dimiliki, Sepatu Bata memiliki potensi untuk kembali meraih kesuksesan di pasar domestik maupun internasional.
Namun, waktu terus berjalan dan persaingan semakin ketat. Sepatu Bata harus bergerak cepat dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan kelangsungan bisnisnya. Jika tidak, Sepatu Bata akan semakin tertinggal dan kehilangan pangsa pasarnya.
Masa depan Sepatu Bata berada di tangan manajemen dan seluruh karyawan perusahaan. Dengan kerja keras, inovasi, dan strategi yang tepat, Sepatu Bata dapat kembali meraih kesuksesan dan menjadi kebanggaan Indonesia. Namun, jika gagal beradaptasi dan berinovasi, Sepatu Bata akan semakin terpuruk dan terancam kehilangan eksistensinya di pasar alas kaki Indonesia.
Baca Juga:
Kunjungan Kapolres Serang ke Lokasi Relokasi Korban Cesium 137: Wujud Kepedulian dan Komitmen Polri
Hanya waktu yang akan menjawab apakah Sepatu Bata mampu mengatasi tantangan yang dihadapinya dan kembali meraih kejayaan di masa depan. Yang jelas, Sepatu Bata harus berjuang keras dan melakukan segala yang terbaik untuk memastikan kelangsungan bisnisnya.



