JAKARTA, 5 November 2025 – Sebuah skandal besar mengguncang program Makan Bergizi Gratis (MBG). Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkap adanya praktik curang pemalsuan ompreng atau nampan makanan yang digunakan dalam program tersebut. Modusnya? Produk-produk impor dari Republik Rakyat China dilabeli ‘Made in Indonesia’ dan bahkan dipalsukan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk mengelabui masyarakat.
Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, mengungkapkan fakta mencengangkan ini dalam keterangan pers, Selasa (4/11/2025). “Barang-barang itu diimpor dari China. Setelah tiba di Indonesia, produk-produk itu kemudian diberi label ‘Made in Indonesia’ sehingga seolah-olah diproduksi secara lokal,” ujarnya dengan nada geram.
Praktik ini tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga sangat merugikan konsumen. Pasalnya, label SNI palsu memberikan jaminan palsu tentang kualitas dan keamanan produk.
“Pemalsuan label ini dapat menyesatkan masyarakat dan berpotensi membahayakan kesehatan, terutama jika bahan yang digunakan tidak memenuhi standar,” tegas Nanik.
Logo BGN Juga Dipalsukan: Upaya Mengelabui Masyarakat
Tak hanya itu, para oknum tidak bertanggung jawab ini juga berani memalsukan logo Badan Gizi Nasional (BGN) dan menempelkannya pada produk-produk ompreng palsu tersebut. Hal ini jelas merupakan bagian dari upaya pemalsuan yang lebih besar.
“Padahal ompreng MBG itu ditempeli logo tanpa izin,” kata Nanik.
Penempelan logo BGN ini bertujuan untuk memberikan kesan bahwa produk ompreng palsu itu resmi dan bisa dipercaya oleh masyarakat.
Polisi Bertindak: Ruko Pemalsu di Jakarta Utara Digerebek!
Menanggapi laporan dari masyarakat, Polres Metro Jakarta Utara bergerak cepat. Mereka melakukan inspeksi mendadak ke sebuah ruko di wilayah Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. Ruko tersebut diduga kuat digunakan sebagai tempat untuk memalsukan label dan logo pada perlengkapan makan program MBG.
“Masih kami dalami informasi tersebut mendasari adanya aduan,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Onkoseno saat dikonfirmasi, Sabtu (1/11/2025).
Baca Juga:
Oknum Aparatur Desa Rejasari Diduga Lakukan Pungli Proyek Pustu
Di lokasi penggerebekan, polisi menemukan sejumlah barang impor yang diberi label ‘Made in Indonesia’ palsu, label SNI palsu, serta logo Badan Gizi Nasional (BGN) tanpa izin. Temuan ini semakin menguatkan dugaan adanya praktik pemalsuan yang terorganisir.
Dampak Buruk Bagi Program MBG dan Kesehatan Masyarakat
Skandal pemalsuan nampan MBG ini sangat merugikan program Makan Bergizi Gratis yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak-anak Indonesia. Jika nampan yang digunakan tidak memenuhi standar keamanan, hal ini dapat membahayakan kesehatan anak-anak yang mengonsumsi makanan dari nampan tersebut.
Selain itu, praktik pemalsuan ini juga merusak citra produk-produk lokal dan merugikan para produsen yang jujur dan berkualitas. Konsumen menjadi ragu untuk membeli produk-produk ‘Made in Indonesia’ karena takut tertipu oleh produk palsu.
Langkah Selanjutnya: Penegakan Hukum dan Pengawasan yang Ketat
Skandal ini harus menjadi momentum bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk bertindak tegas. Para pelaku pemalsuan harus ditangkap dan dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Selain itu, pengawasan terhadap produksi dan distribusi perlengkapan makan program MBG harus diperketat. BGN dan instansi terkait harus bekerja sama untuk memastikan bahwa semua perlengkapan makan yang digunakan memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan.
Pesan untuk Masyarakat: Waspada dan Laporkan Jika Menemukan Produk Palsu
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memberantas praktik pemalsuan ini. Jika Anda menemukan produk ompreng MBG yang mencurigakan atau tidak sesuai dengan standar, jangan ragu untuk melaporkannya kepada pihak berwajib.
Dengan kerjasama dari semua pihak, kita dapat memberantas praktik pemalsuan dan melindungi kesehatan masyarakat serta citra produk-produk lokal.
Baca Juga:
Bobo Nyenyak Gak Pake Mantra! Warna Cat Kamar Ini Bikin Auto Rileks!
Skandal ini menjadi tamparan keras bagi kita semua. Jangan biarkan para pelaku kejahatan merusak program yang mulia ini dan membahayakan kesehatan anak-anak Indonesia!



