Blog  

Pupuk Kandang dari Kotoran Domba

pupuk kandang dari kotoran domba

Tahukah kamu kalau kotoran domba bisa menjadi pupuk organik berkualitas tinggi? Ya, daripada dibiarkan menumpuk di kandang, kotoran domba bisa diolah menjadi pupuk kandang yang sangat bermanfaat bagi tanah dan tanaman. Selain ramah lingkungan, pupuk ini juga lebih murah dibanding pupuk kimia dan membantu menjaga kesuburan tanah jangka panjang.

Kotoran domba merupakan salah satu bahan organik yang sangat baik digunakan sebagai pupuk kandang. Selain mudah didapatkan bagi peternak, kotoran domba memiliki kandungan hara yang cukup tinggi sehingga mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan.

Kandungan Nutrisi Kotoran Domba

Kotoran domba mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting bagi tanaman, di antaranya:

  • Nitrogen (N) → Membantu pertumbuhan daun dan batang.
  • Fosfor (P) → Meningkatkan pertumbuhan akar dan pembungaan.
  • Kalium (K) → Menguatkan batang dan meningkatkan kualitas buah.
  • Kalsium, Magnesium, Sulfur, dan Unsur Mikro → Membantu keseimbangan nutrisi tanah.

Kadar nutrisi kotoran domba biasanya lebih tinggi dibanding kotoran sapi, karena kotorannya lebih padat dan tidak terlalu berair.

Keunggulan Pupuk Kotoran Domba

  • Kaya Nutrisi → Kandungan NPK cukup tinggi sehingga cepat menutrisi tanaman.
  • Struktur Granulasi Baik → Tekstur kotoran domba cenderung kering dan berbentuk butiran kecil, sehingga mudah diaplikasikan.
  • Memperbaiki Struktur Tanah → Meningkatkan kemampuan tanah menahan air dan memperbaiki aerasi.
  • Ramah Lingkungan → 100% organik dan membantu mengurangi limbah peternakan.
Jenis Kotoran Kandungan Nitrogen (N) Fosfor (P₂O₅) Kalium (K₂O) Kelebihan Kekurangan
Domba 0,8 – 1,3% 0,4 – 0,6% 0,7 – 1,0% Padat, cepat terurai, kaya nutrisi, cocok untuk hampir semua tanaman Harus difermentasi agar tidak panas
Kambing 0,9 – 1,5% 0,4 – 0,7% 1,0 – 1,3% Nutrisi paling tinggi, butiran kering mudah diaplikasikan Bau lebih tajam, perlu dicampur bahan lain agar tidak terlalu panas
Sapi 0,4 – 0,6% 0,2 – 0,3% 0,4 – 0,5% Tekstur lembut, aman langsung diaplikasikan dalam jumlah banyak Kandungan nutrisi rendah, butuh volume lebih besar

Catatan:

  • Kambing & domba unggul untuk pupuk kandang karena kandungan NPK lebih tinggi.
  • Sapi lebih cocok untuk perbaikan struktur tanah jangka panjang karena volumenya banyak, meski nutrisinya lebih rendah.

Cara Mengolah Kotoran Domba Menjadi Pupuk

Mengolah kotoran domba menjadi pupuk yang aman dan optimal untuk tanaman memerlukan proses fermentasi atau pengomposan. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat pupuk dari kotoran domba:

Pertama, kumpulkan kotoran domba dari kandang, lalu campurkan dengan sedikit sisa pakan, kulit kayu, atau serbuk gergaji. Setelah itu, tumpukkan campuran ini di tempat yang teduh, pastikan kelembapan terjaga untuk mendukung proses fermentasi.

Selanjutnya, tambahkan aktivator kompos seperti EM4 atau MOL, dan air secukupnya hingga campuran terasa lembap. Untuk meningkatkan efisiensi proses, tutup tumpukan kompos dengan terpal. Aduk tumpukan setiap 5–7 hari untuk memastikan aerasi yang baik.

Proses fermentasi biasanya memakan waktu sekitar 3–4 minggu. Kotoran domba dianggap siap digunakan sebagai pupuk organik ketika bau menyengat hilang dan teksturnya menjadi remah. Hasil akhir adalah pupuk organik matang yang siap diaplikasikan ke lahan pertanian.

Langkah Pembuatan:

  1. Kumpulkan kotoran domba dari kandang (campurkan dengan sedikit sisa pakan/kulit kayu/serbuk gergaji).
  2. Tumpuk di tempat teduh dengan kelembapan terjaga.
  3. Tambahkan aktivator kompos (EM4 atau MOL) dan air secukupnya hingga lembap.
  4. Tutup tumpukan kompos dengan terpal agar proses fermentasi optimal.
  5. Aduk setiap 5–7 hari untuk memastikan aerasi baik.
  6. Fermentasi 3–4 minggu sampai bau kotoran hilang dan teksturnya remah.

Cara Aplikasi Pupuk Kotoran Domba

Petani sayur sering menggunakan pupuk kandang domba untuk tanaman seperti cabai, tomat, dan sawi, karena efeknya yang cepat terlihat pada pertumbuhan daun. Penggunaan pupuk ini membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, sehingga petani mendapatkan manfaat langsung dari pemupukan yang tepat.

Di sisi lain, perkebunan buah, seperti durian dan mangga, juga memanfaatkan pupuk kandang domba saat pemupukan dasar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pohon buah, sehingga hasil panen menjadi lebih melimpah. Petani biasanya memberikan sekitar 5–10 kg pupuk per pohon setiap 3–4 bulan untuk memastikan pohon tetap sehat dan subur.

Untuk tanaman padi, petani mencampurkan pupuk domba dengan jerami sebagai kompos. Campuran ini tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga memperbaiki kesuburan tanah sawah. Rekomendasi pemakaian pupuk untuk padi dan jagung adalah sekitar 5–7 ton per hektar yang dicampur dengan tanah sebelum proses penanaman. Dengan cara ini, petani dapat memaksimalkan potensi hasil panen mereka.

Potensi Bisnis Pupuk Kandang Domba

Peluang bisnis pupuk kandang dari kotoran domba menawarkan potensi pendapatan tambahan yang menarik bagi peternak. Kotoran domba dapat dijual dalam bentuk curah kepada petani, atau dikemas dalam karung seberat 25–50 kg dengan harga yang lebih tinggi. Selain itu, peternak juga dapat memfermentasi kotoran dan mencampurnya dengan bahan lain untuk menghasilkan pupuk organik komersial dengan merek sendiri.

Harga pupuk kandang domba umumnya berkisar antara Rp 500–1.500 per kilogram, tergantung pada kualitas dan metode pengemasan. Namun, penting untuk tidak menggunakan kotoran domba mentah langsung di lahan karena bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman. Oleh karena itu, pastikan proses fermentasi dilakukan dengan sempurna agar pupuk aman, tidak berbau, dan bebas dari bibit penyakit.

Jika Anda menjalankan usaha ternak, kotoran domba bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan. Sebagai contoh, setiap ekor domba dapat menghasilkan sekitar 0,5–0,7 kg kotoran per hari. Jika Anda memiliki 50 ekor, maka total produksi kotoran bisa mencapai 25–35 kg per hari, atau sekitar 750–1.000 kg per bulan.

Dengan harga jual Rp 1.000 per kg, potensi pendapatan tambahan bisa mencapai Rp 750.000 hingga Rp 1.000.000 per bulan. Jika kotoran tersebut dikemas atau difermentasi menjadi pupuk organik premium, harganya bisa meningkat 2–3 kali lipat, membuka peluang keuntungan yang lebih besar.

Dengan pengolahan yang baik, pupuk kandang dari domba bisa menjadi salah satu sumber pendapatan pasif yang membantu menutupi biaya operasional ternak, bahkan bisa menjadi lini bisnis tersendiri. Pada postingan berikutnya, kami akan membahas manfaat dan pembuatan pupuk cair organik (POC) yang juga diambil dari kotoran hewan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *