Posted in

RSV: Ancaman Virus Mematikan yang Mengintai Anak Indonesia – Waspada Gejala dan Cara Pencegahannya!

JAKARTA – Di tengah kekhawatiran akan berbagai penyakit pernapasan pada anak, Respiratory Syncytial Virus (RSV) muncul sebagai ancaman serius yang patut diwaspadai. Virus ini menyerang saluran napas bawah, menyebabkan infeksi yang dapat berakibat fatal, terutama pada bayi dan anak-anak kecil.

RSV bukan virus baru, namun kesadaran masyarakat tentang bahayanya masih minim. Padahal, menurut data, RSV bertanggung jawab atas sekitar 33 juta kasus infeksi saluran pernapasan dan 100.000 kematian setiap tahunnya pada anak-anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia. Angka yang mencengangkan, bukan?

Dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A, seorang ahli kesehatan anak, menjelaskan bahwa RSV adalah penyebab utama infeksi saluran napas bawah pada anak-anak. Virus ini dapat menyebabkan bronkiolitis, yaitu peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru yang menyebabkan batuk, sesak napas, dan napas berbunyi (mengi). Penjelasan ini disampaikan dalam acara Sahabat Peduli Journalist Club dari Pfizer Indonesia yang bertajuk “Bincang Pakar: Respiratory Syncytial Virus (RSV)” di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

Bagaimana RSV Menyebar?

RSV sangat mudah menular. Virus ini menyebar melalui droplet atau percikan air liur yang keluar saat seseorang yang terinfeksi batuk atau bersin. Selain itu, seseorang juga dapat terinfeksi jika menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus, kemudian menyentuh wajah, terutama mulut dan hidung.

Karena penyebarannya yang sangat mudah, RSV dapat dengan cepat menyebar di lingkungan dengan banyak anak-anak, seperti daycare, sekolah, atau bahkan di rumah.

Siapa Saja yang Berisiko Terinfeksi RSV?

RSV dapat menyerang semua kelompok usia, namun bayi, terutama yang lahir prematur, dan anak-anak di bawah usia dua tahun adalah kelompok yang paling rentan dan berisiko mengalami komplikasi serius. Selain itu, orang dewasa dengan daya tahan tubuh lemah dan lansia berusia 65 tahun ke atas juga perlu waspada terhadap infeksi RSV.

Dr. Ian menjelaskan, “Anak di bawah usia dua tahun, segala macam usia dengan daya tahan tubuh yang lemah, dan lanjut usia berusia 65 tahun ke atas adalah kelompok yang difokuskan karena RSV bisa menyebabkan beragam komplikasi.”

Apa yang Terjadi Setelah Terinfeksi RSV?

Pada anak-anak di bawah usia lima tahun, RSV seringkali menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah. Gejala awal mungkin mirip dengan pilek biasa, seperti hidung tersumbat dan batuk ringan. Namun, seiring dengan perkembangan infeksi, gejala dapat memburuk dan menyebabkan sesak napas, napas berbunyi (mengi), dan kesulitan makan atau menyusu.

Infeksi saluran pernapasan bawah yang disebabkan oleh RSV dapat sangat berbahaya karena dapat menyebabkan penyempitan saluran napas, sehingga udara sulit keluar dari paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan paru-paru menggembung dan memicu sesak napas yang parah.

“Kalau infeksi saluran pernapasan bawah bisa sampai menyebabkan anak sesak napas, paru-paru bermasalah, butuh oksigen karena saturasi oksigennya rendah, dan lain sebagainya. Di antara itu, banyak yang disebabkan oleh RSV,” ungkap dr. Ian.

Gejala RSV yang Perlu Diwaspadai

Gejala RSV dapat bervariasi tergantung pada usia dan kondisi kesehatan individu yang terinfeksi. Secara umum, gejala RSV meliputi:

– Hidung tersumbat atau berair

– Demam

– Batuk

– Mengi (napas berbunyi “ngik-ngik”)

– Sesak napas

– Penurunan nafsu makan

– Pada bayi, gejala dapat berupa rewel, sulit menyusu, dan napas cepat atau dangkal.

Baca Juga:
Jerat Narkoba Kembali Renggut Artis: Onad Diciduk, Polisi Sebut Korban

Pada orang dewasa, gejala RSV biasanya lebih ringan dan mirip dengan pilek biasa, seperti hidung tersumbat, sakit tenggorokan, dan batuk ringan. Namun, pada lansia dan orang dengan daya tahan tubuh lemah, RSV dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia (infeksi paru-paru).

Dampak Jangka Panjang RSV pada Anak-Anak

Salah satu hal yang paling mengkhawatirkan tentang RSV adalah dampaknya jangka panjang pada kesehatan anak-anak. Dr. Ian menjelaskan bahwa anak-anak yang pernah terinfeksi RSV berisiko lebih tinggi mengalami masalah pernapasan di kemudian hari, seperti asma dan mengi berulang.

“Anak yang kena RSV itu punya efek jangka panjang. Anak-anak ini akan lebih sering mengalami recurrent wheezing (mengi yang berulang),” kata dr. Ian.

“Paru-paru jadi suka terjadi penyempitan, jadi bolak-balik bisa mengalami sesak napas, asma, dan gangguan fungsi paru-paru di kemudian hari, dan bisa berlanjut sampai ke dewasa,” sambungnya.

Bagaimana Mendiagnosis RSV?

Gejala RSV seringkali mirip dengan penyakit pernapasan lainnya, seperti influenza dan demam berdarah (DBD). Oleh karena itu, diagnosis pasti RSV hanya dapat ditegakkan melalui tes laboratorium.

Tes PCR (polymerase chain reaction) khusus RSV adalah metode yang paling akurat untuk mendeteksi virus ini. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggorokan pasien.

Pencegahan dan Pengobatan RSV

Sayangnya, belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi RSV. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah komplikasi serius:

– Cuci tangan secara teratur: Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik, terutama setelah berada di tempat umum atau berinteraksi dengan orang sakit.

– Hindari menyentuh wajah: Hindari menyentuh wajah, terutama mulut dan hidung, dengan tangan yang belum dicuci.

– Tutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin: Gunakan tisu atau lengan bagian dalam untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin.

– Hindari kontak dekat dengan orang sakit: Jauhi orang yang sedang sakit, terutama yang menunjukkan gejala pernapasan.

– Bersihkan dan disinfeksi permukaan: Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh, seperti gagang pintu, meja, dan mainan anak-anak.

Pengobatan RSV biasanya bersifat suportif, yaitu bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Pada kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit dan bantuan pernapasan, seperti oksigen atau ventilator.

Peran Orang Tua dalam Melindungi Anak dari RSV

Orang tua memegang peranan penting dalam melindungi anak-anak dari infeksi RSV. Selain menerapkan langkah-langkah pencegahan di atas, orang tua juga perlu waspada terhadap gejala RSV dan segera berkonsultasi dengan dokter jika anak menunjukkan tanda-tanda infeksi pernapasan.

Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberikan nutrisi yang cukup dan memastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup agar daya tahan tubuhnya tetap kuat.

Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang RSV

Mengingat bahaya RSV yang semakin nyata, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang virus ini. Informasi yang akurat dan mudah dipahami perlu disebarluaskan melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk media massa, media sosial, dan penyuluhan langsung di masyarakat.

Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat, diharapkan orang tua dan pengasuh anak akan lebih waspada terhadap gejala RSV dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Baca Juga:
Domba Garut, Jenis Domba Berpenampilan Sangar Mudah Jadi Cuan

RSV adalah virus yang mengintai saluran napas anak-anak Indonesia. Dengan memahami cara penyebaran, gejala, dan dampaknya, kita dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan melindungi generasi penerus bangsa dari ancaman virus mematikan ini. Jangan anggap remeh gejala pilek dan batuk pada anak-anak. Segera

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *