Menu

Mode Gelap

Berita · 5 Nov 2025 10:55 WIB

Taftan: Kisah Gunung Berapi ‘Tertidur’ yang Kembali Mengkhawatirkan Dunia


 Taftan: Kisah Gunung Berapi ‘Tertidur’ yang Kembali Mengkhawatirkan Dunia Perbesar

JAKARTA – Di jantung wilayah tenggara Iran, menjulang sebuah gunung berapi raksasa bernama Taftan. Selama ratusan ribu tahun, ia terlelap dalam tidur panjang, dianggap oleh banyak orang sebagai gunung yang telah punah.

Namun, alam selalu menyimpan kejutan. Di tahun 2025 ini, Gunung Taftan kembali menjadi sorotan setelah para ilmuwan menemukan tanda-tanda aktivitas yang mengindikasikan kebangkitannya dari mimpi panjang selama 700 ribu tahun.

Pada tanggal 4 November 2025, melaporkan bahwa Gunung Taftan, yang terletak dekat perbatasan Pakistan, menunjukkan indikasi peningkatan aktivitas. Penelitian terbaru mengungkap bahwa puncak gunung mengalami kenaikan sekitar 3,5 inci antara Juli 2023 hingga Mei 2024. Temuan ini memicu kekhawatiran sekaligus rasa ingin tahu di kalangan ilmuwan dan masyarakat sekitar.

Dari Tidur Panjang ke Gejolak di Perut Bumi: Apa yang Terjadi di Bawah Kawah Taftan?

Selama berabad-abad, Gunung Taftan hanya dianggap sebagai bagian dari lanskap pegunungan yang indah. Namun, di bawah permukaannya, terjadi proses geologis yang kompleks dan dinamis. Para peneliti menduga, aktivitas yang meningkat ini disebabkan oleh perubahan dalam sistem hidrotermal di bawah gunung. Sistem hidrotermal adalah sistem sirkulasi air panas di bawah tanah yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik.

Perubahan dalam sistem hidrotermal ini dapat memicu penumpukan gas atau pergeseran magma di bawah kawah gunung. Magma adalah batuan cair panas yang berada di dalam bumi dan dapat keluar ke permukaan saat terjadi erupsi. Penumpukan gas dan pergeseran magma inilah yang diduga menyebabkan kenaikan pada puncak gunung.

Peringatan Dini, Bukan Alarm Panik: Mengapa Kita Harus Memantau Taftan?

Meskipun temuan ini menimbulkan kekhawatiran, para ilmuwan menekankan bahwa ini bukanlah saatnya untuk panik. Pablo Gonzalez, ahli vulkanologi yang menjadi penulis utama penelitian ini, menegaskan bahwa studi ini bertujuan untuk memberikan peringatan dini kepada pihak berwenang Iran untuk memantau aktivitas gunung dengan lebih saksama.

Gonzalez menjelaskan bahwa penumpukan gas di bawah gunung suatu saat nanti harus dilepaskan, baik secara meledak (erupsi) maupun dengan cara yang lebih tenang, seperti melalui fumarol (lubang yang mengeluarkan gas vulkanik).

Meskipun tidak ada ancaman erupsi dalam waktu dekat, pemantauan yang berkelanjutan sangat penting untuk memahami perilaku gunung dan mengantisipasi potensi bahaya di masa depan.

Mata dan Telinga Warga: Mengamati Taftan dari Dekat

Sejak tahun 2023, warga sekitar Gunung Taftan telah menjadi mata dan telinga bagi para ilmuwan. Mereka melaporkan adanya emisi gas dan aroma khas yang tercium hingga sejauh 30 mil dari puncak gunung.

Baca Juga:
Kabupaten Serang Gelar Kebugaran Jasmani Meriahkan HKN: Sinergitas TNI, Polri, dan Masyarakat Terjalin Erat

Laporan-laporan ini sangat berharga bagi para ilmuwan untuk memahami aktivitas gunung dan memvalidasi data yang diperoleh dari satelit dan peralatan pemantauan lainnya.

Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan gunung berapi sangat penting, terutama di daerah-daerah terpencil di mana akses dan sumber daya terbatas.

Dengan melibatkan masyarakat, para ilmuwan dapat memperoleh informasi yang lebih akurat dan komprehensif tentang aktivitas gunung berapi, serta meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bahaya.

Gunung Taftan: Lebih dari Sekadar Gunung Berapi

Gunung Taftan bukan hanya sekadar gunung berapi. Dengan ketinggian mencapai 12.927 kaki, ia merupakan gunung berapi terbesar di kawasan tenggara Iran.

Gunung ini menjulang di atas sekelompok pegunungan kecil di sekitarnya yang terbentuk dari kerak samudera Arab.

Lokasinya yang terpencil membuat pemantauan dan pengambilan citra yang akurat menjadi tantangan tersendiri.

Namun, dengan kemajuan teknologi dan kerja sama internasional, para ilmuwan terus berupaya untuk memahami misteri Gunung Taftan. Penelitian dan pemantauan terhadap gunung berapi ini melibatkan para ahli dari berbagai bidang, termasuk vulkanologi, geofisika, dan penginderaan jauh.

Pelajaran dari Taftan: Menghadapi Tantangan Geologis di Masa Depan

Kebangkitan Gunung Taftan dari tidur panjangnya memberikan pelajaran berharga tentang kompleksitas alam dan pentingnya pemantauan berkelanjutan terhadap aktivitas geologis. Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa gunung berapi yang dianggap punah pun dapat kembali aktif dan menimbulkan ancaman.

Dengan meningkatkan pemahaman kita tentang perilaku gunung berapi dan mengembangkan teknologi pemantauan yang lebih canggih, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan geologis di masa depan.

Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bahaya gunung berapi, sehingga mereka dapat bertindak cepat dan tepat saat terjadi keadaan darurat.

Baca Juga:
3 Cara Atasi Ketombe dengan Cuka Apel

Gunung Taftan mungkin telah tidur selama 700 ribu tahun, tetapi ia kini telah terbangun dan mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terduga. Dengan kewaspadaan dan kerja sama, kita dapat menghadapi tantangan ini dan melindungi diri kita sendiri dari potensi bahaya.

Artikel ini telah dibaca 0 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Kemensos Salurkan Laptop untuk 16 Ribu Siswa Sekolah Rakyat: Pendidikan Digital untuk Semua!

12 November 2025 - 19:57 WIB

Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? MBG Sumbang 48% Keracunan Pangan!

12 November 2025 - 19:24 WIB

SDN Pamarican 2 Lumpuh! Banjir Kepung Sekolah, Siswa Tak Bisa Belajar!

12 November 2025 - 19:21 WIB

Darurat Narkoba! Kepala BNN Ungkap Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Pelajar Meningkat!

12 November 2025 - 19:15 WIB

Pabrik Nike-Adidas Terpapar Radioaktif: Pelajaran Pahit untuk Industri Indonesia

12 November 2025 - 19:03 WIB

Serang Gemilang! Perumda Tirta Al-Bantani Sabet Anugerah Keterbukaan Informasi Publik!

12 November 2025 - 19:00 WIB

Trending di Berita