Posted in

Tiap Hari Murid Jalan Kaki 2 Jam Lewati Hutan selama 25 Tahun Demi ke Sekolah, Sentil Gubernur

– kisah memilukan tentang perjuangan para siswa di Kampung Citamiang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang setiap hari harus menempuh perjalanan panjang dan berat untuk mencapai sekolah. Selama 25 tahun, generasi demi generasi siswa di kampung ini telah menghadapi tantangan akses jalan yang sulit dan fasilitas yang tidak memadai.

Setiap hari, mereka harus berjalan kaki belasan kilometer, menghabiskan waktu hingga dua jam untuk mencapai sekolah. Perjalanan ini dimulai saat hari masih gelap, melewati perkebunan dan hutan lebat. Mereka harus berpacu dengan waktu agar tidak terlambat mengikuti pelajaran.

Kisah perjuangan mereka menjadi viral di media sosial TikTok, yang kemudian menarik perhatian publik. Banyak yang merasa terharu dan prihatin dengan kondisi yang dialami oleh para siswa ini.

Menurut narasi yang beredar, perjuangan para murid ini seolah menyindir kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, terkait jadwal masuk sekolah. Meskipun para siswa mengaku sudah terbiasa dengan perjalanan panjang ini, warga dan wali murid tetap berharap agar pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, dapat memberikan perhatian dan solusi nyata.

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan dan membutuhkan solusi yang komprehensif. Akses jalan yang buruk dan jarak tempuh yang jauh menjadi hambatan utama bagi para siswa untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Hal ini dapat berdampak pada tingkat kehadiran di sekolah, kualitas belajar, dan prestasi akademik mereka.

Selain itu, perjalanan panjang dan melelahkan ini juga dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental pada siswa. Mereka juga berisiko mengalami masalah kesehatan akibat kondisi lingkungan yang kurang sehat dan minimnya fasilitas transportasi.

Kesenjangan pendidikan antara wilayah perkotaan dan pedesaan juga menjadi isu yang mencuat dalam kisah ini. Para siswa di wilayah perkotaan memiliki akses yang lebih baik terhadap fasilitas pendidikan dan transportasi, sementara para siswa di wilayah pedesaan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

Baca Juga:
Kabupaten Serang Gelar Kebugaran Jasmani Meriahkan HKN: Sinergitas TNI, Polri, dan Masyarakat Terjalin Erat

Oleh karena itu, pemerintah daerah diharapkan dapat bertanggung jawab dalam meningkatkan akses pendidikan dan infrastruktur di wilayah-wilayah terpencil seperti Kampung Citamiang. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain:

– Memperbaiki infrastruktur jalan di wilayah tersebut.

– Menyediakan transportasi sekolah yang memadai.

– Membangun fasilitas pendidikan yang lebih baik, seperti ruang kelas yang layak, perpustakaan, dan laboratorium.

– Memberikan bantuan pendidikan kepada siswa yang kurang mampu.

– Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Kisah perjuangan para murid di Kampung Citamiang ini adalah potret nyata dari tantangan yang dihadapi oleh banyak siswa di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia. Kondisi ini membutuhkan perhatian serius dan tindakan nyata dari pemerintah dan pihak-pihak terkait.

Baca Juga:
Bingung Pilih Susu? Kupas Tuntas Perbedaan Susu Evaporasi & UHT!

Dengan upaya yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan para siswa di Kampung Citamiang dan wilayah-wilayah lain yang senasib dapat memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan meraih masa depan yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *